Bisnis No#1, join ke 085880066270

Rabu, 05 Januari 2011

Minum Jamu Saat Hamil, Bolehkah ?

Minum jamu di saat hamil tidak menjadi masalah, karena bahan-bahan yang
terdapat dalam jamu tidak berbahaya yang memang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Bahkan, hal tersebut dibenarkan oleh dr. Hasnah , Sp.OG, dari RSAB
Harapan Kita, Jakarta, yang menyatakan baiknya meminum jamu di saat hamil maupun
setelah melahirkan, walaupun ilmu kedokteran belum pernah meneliti tentang
kandungan dari bahan-bahan jamu tersebut. Namun dalam pemakaiannya harus tetap
berada di bawah pengawasan dokter kandungan.
Beberapa wanita hamil memang masih ada yang meminun jamu di saat
kehamilannya, namun terdapat pula wanita hamil lainnya yang tidak berani
meminumnya karena kerap takut dengan efek yang akan terjadi nanti.
Menurut kepala Balitbangkes Depkes, Prof.Dr. Umar Fahmi Achmadi MPH, PhD,
sebelum meyakini pentingnya jamu, ada baiknya mengetahui apa yang disebut jamu.
Umar menyatakan, bahwa jamu merupakan alternatif obat alamiah yang berfungsi
untuk menjaga kondisi kesehatan, “Bukan mencegah dan mengobati kemungkinan
seseorang terkena penyakit karena yang digunakan untuk mengobati
Bahan-bahan jamu terdiri dari ramuan alam, terutama tumbuh-tumbuhan, baik
dari kunyit, jahe, dan dedaunan, bahkan kini telah tersedia dalam berbagai
paket. Entah itu jamu perawatan kehamilan, bersalin, masa nifas, dan menyusui.
Terdapat dalam beberapa macam bentuk seperti, serbuk, tablet, dan kapsul. Dan
ada pula yang diseduh dengan air, diminum biasa atau ditempelkan/dibalurkan ke
kulit.
Biasanya meminum jamu merupakan kebiasaan atau tradisi turun temurun yang
diwariskan dari nenek moyang. Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Sentra
Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) DKI Jakarta, Prof.Dr.
Sudarto Pringgoutomo yang menyatakan bahwa dengan minum jamu akan merasakan
khasiatnya, terbukti sampai saat ini masih terus berjalan. Namun dalam dunia
kedokteran hal tersebut memang perlu diteliti lebih lanjut terutama dalam
pengemasannya, apakah higienis atau tidak.
Disarankan terutama bagi wanita hamil yang masih suka mengkonsumsi jamu
agar sebaiknya membuat jamu buatan sendiri yang segar dan tidak dalam bentuk
kemasan, sehingga lebih fresh dan juga terjamin kehigienisannya. Sesuaikan dosis
pemakaiannya, disertai pemeriksaan antenatal care pada ginekolognya. Perhatikan
juga keamanan dari jamu yang telah dikonsumsi, bila terjadi mual, keringat
dingin atau kulit merah, bahkan diare berarti keseimbangan tubuhnya terganggu di
saluran cerna. Dan bila sudah terjadi hal yang tidak normal, segera hentikan
pemakaian.
Harap diingat, bahwa ibu hamil tidak diperbolehkan sembarangan
mengkonsumsi jamu. Jamu yang boleh diminum adalah jamu yang tidak menggunakan
obat sintetik. Dan perhatikan pula kondisi tubuh, bila mempunyai sakit maag maka
tidak akan kuat dengan zat-zat pada jamu tersebut.
Dalam mengkonsumsi jamu harus berhati-hati, terutama bila ada riwayat
keguguran, pernah melahirkan anak cacat, prematur, dan sebagainya. Pada
trimester pertama yang merupakan masa sangat rentan bagi kehamilan karena pada
tersebut janin sedang membentuk organ-organ vital seperti mata, hidung, telinga,
pertumbuhan otak, dan lainnya. Kemungkinan pada trimester kedua bisa lebih
longgar karena pembentukkan organ-organ janin sudah sempurna, tinggal
mengembangkan dan meningkatkan pertumbuhannya, tapi meskipun demikian harus
tetap berhati-hati. Karena terkadang ada jamu yang pedas sehingga membuat perut
menjadi mulas. Dikhawatirkan akan mengakibatkan kelahiran prematur.
Berikut beberapa bahan aneka jamu yang dapat dijadikan perawatan kehamilan dan
persalinan :
Jamu untuk masa kehamilan 1-3 bulan
Bahan yang dibutuhkan antara lain, temu, kemiling, kunyit, temulawak, mesoyi,
bawang putih, kemukus, dan lempuyang secukupnya. Gilas bahan-bahan tersebut
dengan diberi air secukupnya. Untuk mengurangi rasa pahit, tambahkan sedikit
garam. Minumlah jamu ini sehari satu atau dua kali.
Jamu untuk masa kehamilan 3-6 bulan
Terdiri dari bahan-bahan seperti, daun jambu biji yang masih muda, daun jambu
tersana (jambu warna merah dan padat, tapi bukan jambu air), lalu daun meniran,
sembukan, temu hitam, lempuyang, dan kunyit. Untuk takaran secukupnya saja,
tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, agar rasanya seimbang. Tambahkan
gula merah atau gula batu agar rasanya enak.
Jamu untuk masa kehamilan 7-8 bulan
Bahan-bahannya seperti, kayu manis sebesar jari, kayu secang seperempat koin
lalu dikerik. Rendam dengan menggunakan leri atau air cucian beras selama tiga
jam. Minum jamu tersebut pada hari Senin dan Kamis. Kemudia pada hari Rabu dan
Sabtu, minum jamu yang terdiri dari 3 biji cabe Jawa, 2 rimpang (akar/umbi)
lempuyang. Tumbuk semua bahan dan beri air secukupnya. Tambahkan sedikit garam
dan jeruk nipis.
Jamu untuk kehamilan 9 bulan
Untuk bahannya menggunakan ketumbar sejumput, 2 lembar daun trawas, jinten
hitam, mesoyi, kulit udang yang dibakar sedikit, dan kulit ikan mimi dan
mentuna. Kemudian campurkan semua dan digerus. Tambahkan sedikit garam dan air
secukupnya. Setelah itu, saring dan minum airnya. Jamu ini diminum satu kali
seminggu.
Jamu sesudah persalinan
Bahan yang digunakan adalah laos, bawang putih, garam yang digoreng, digerus dan
diberi air secukupnya. Minum sehari sekali. Bisa juga menggunakan bahan lainnya
seperti, ketumbar, cengkeh, jinten, misoyi, kayu manis, kencur, kedaung kunyit,
pala, temu giling, temu lawak, dan asam. Semua digerus lalu diminum menggunakan
air hangat.
Sesudah 40 hari, minumlah jamu dengan bahan musi, cabe Jawa, kemukus, klabet,
jinten hitam, kedaung, kembang pala, dan kayu jangjang.
Dianjurkan bagi ibu yang setelah melahirkan untuk meminum jamu agar
melancarkan keluarnya ASI yang terbuat dari bahan daun katuk. Selain itu
berhati-hati dalam memilih jamu, dan jangan lupa untuk selalu berkonsultasi
dengan dokter kandungan Anda.

sumber :online faq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar